Beliau tumbuh dalam Lingkungan keluarga yang Religius-Nasionalis. Kakeknya, K.H. Ahmad Sanusi merupakan seorang pejuang kemerdekaan yang pernah tergabung dalam BPUPKI tahun 1945. Ia menamatkan Pendidikan dasar hingga menengah atasnya di Sukabumi. Kemudian melanjutkan Pendidikan Tinggi di Beberapa Perguruan Tinggi di Jawa Barat dan Jakarta. Dengan berkonsentrasi pada bidang Ilmu Hukum.
Sejak kecil ia dibimbing dan dibina langsung oleh Ayahnya, sehingga ia memiliki wawasan yang sangat luas, baik wawasan Islam maupun pengetahuan umum. Hingga Tak ayal banyak institusi dan organisasi yang pernah dipimpinnya, dari mulai Keagamaan, sosial, hukum, hingga Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta.
Masjid Nurul Ulum Sukabumi |
Selama memimpin Pondok Pesantren Syamsul 'Ulum (Tahun 2013 hingga 2018) banyak ilmu, hikmah dan nasihat yang beliau ajarkan pada santrinya, diantaranya :
1. "Santri Kudu jadi Paku anu bisa ngahijikeun Masyarakat"
(Santri harus menjadi seperti paku, yang bisa menyatukan masyarakat)
*disampaikan pada pengajian hari Ahad awal tahun 2018
Zaman sekarang ini kerap terjadi perpecahan di masyarakat yang disebabkan oleh beberapa perbedaan, baik perbedaan politik maupun perbedaan dalam pemahaman agama. Maka dalam hal ini santri harus berperan sebagai penengah dan pemersatu yang bisa mengubah perpecahan tersebut menjadi persatuan yang bisa menjadikan suatu kekuatan bagi umat islam dalam menghadapi segala dinamika zaman.
2. "Tugas Santri ketika turun di masyarakat, lain ngan saukur Sila di masjid, tapi kudu jadi penggerak dina sagala hal"
(Tugas Santri ketika turun di Masyarakat bukan hanya sekedar diam/ngaji di Masjid, tapi juga harus menjadi penggerak dalam segala hal)
*disampaikan ketika mengumpulkan pengurus putra/mudabbir
Istilah yang mungkin sama dengan ucapan tersebut adalah santri harus menjadi Agen Of Change ketika turun di masyarakat. Yakni menjadi pelopor, penggerak pada segala hal kebaikan.
3. "Lamun hiji jalma ditakdirkeun jadi pengajar, maka tugasna lain ngan saukur ngenalkeun elmu, tapi oge kudu ngenalkeun dzat nu jadi sumber elmu nyaeta Allah SWT."
(Jika seseorang ditakdirkan untuk menjadi seorang pengajar, maka tugas nya bukan hanya sekedar mengenalkan/mengajarkan ilmu, tapi juga harus mengenalkan Dzat yang menjadi sumber Ilmu, yaitu Allah SWT.)
*Disampaikan pada pengajian gabungan santri malam Senin
Beliau menambahkan jika pelajar hanya dibekali ilmu saja tanpa dibekali tauhid, maka yang terjadi adalah pelajar akan memiliki sifat sombong karena keilmuannya. Sedangkan jika pelajar dibekali ilmu dan ketauhidan, maka akan terlahir sifat rendah hati, karena menyadari bahwa ilmu yang dimiliki hanyalah titipan Allah semata.
Beliau wafat hari Jumat , 6 Juli 2018 meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan seluruh santrinya.
Nasihat di atas adalah nasihat yang didengar langsung oleh penulis pada beberapa kesempatan. Masih banyak lagi nasihat yang mungkin "Pak Ajeungan Deddy" sampaikan pada kesempatan lain.
Semoga semua ilmu dan nasihat yang telah beliau sampaikan menjadi amal kebaikan yang pahalanya terus mengalir, sehingga menjadi penerang di alam Barzakh nya. Aamiinn...
Penulis: Handi Nurohman
Kritik, Saran dan Koreksi
handinurohman1@gmail.com
Keren ahandi
BalasHapusMantap dooooong :)
BalasHapusKereen